"Wahai Tuhanku, berilah kami istri-istri dan anak-anak kami sebagai penyenang hati(kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."
(QS.Al-Furqan:74).
Doa Minta Kemudahan
Ya Allah, mudahkanlah saya dalam berusaha memudahkan setiap kesukaran, karena memudahkan setiap yang sukar merupakan suatu kemudahan bagiMu. Saya mohon kepadaMu kemudahan dan keselamatan di dunia maupun di akhirat.
Doa Agar Keluarga Sakinah
Berikut ini adalah doa agar keluarga menjadi sakinah.
Doa dicuplik dari ayat suci Al Qur'an yang merupakan salah satu doanya para Nabi.
Artinya:
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Furqan: 74)
TARIAN SEKAPUR SIRIH UNTUK PENYAMBUTAN TAMU KENDURI SKO DESA KOTO KERAS KECAMATAN PESISIR BUKIT KOTA SUNGAI PENUH KERINCI-JAMBI TANGGAL 25 JUNI 2012
Di
Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang
sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah
perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai
perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang
merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.
Beribu-ribu
tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu
yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat
cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang
menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia
menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh
untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi
siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah
itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan
pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya,
Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.
Dayang
Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang
berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini
diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani
bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai
anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang
pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada
suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu
rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil,
Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka
dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada
Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng
Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas
keberhasilan anaknya.
Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada
anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa
akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi
menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan
tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari
kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya
meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa,
Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa
tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik.
Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya
sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang
melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari
pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas
luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir
menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha
menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan
untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh
Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang
bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri
bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang
mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu
kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari
ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka
membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar,
Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika
Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia
berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat
datangnya pagi.
Ayam
jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang
menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi
dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu
berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu
yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari
tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul.
Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan
membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri
dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.
Pada
suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah
Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki
yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga
memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang
dengan mengarungi lautan yang luas.
Seminggu,
dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah berganti tahun, ayah Malin Kundang
tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan
posisi ayah Malin Kundang untuk mencari nafkah.
Malin
Kundang termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam
dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin Kundang sedang mengejar
ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka
tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Setelah
beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang
mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di
negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia
sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin Kundang tertarik dengan
ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi
seorang yang kaya raya.
Malin Kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju
dengan maksud Malin Kundang . Tetapi karena Malin Kundang terus mendesak, Ibu
Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati.
Setelah
mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin Kundang segera menuju ke
dermaga dengan diantar oleh ibunya. “Anakku, jika engkau sudah berhasil dan
menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung
halamannu ini, nak”, ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata.
Di
tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh
bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas
oleh bajak laut . Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di
kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung
dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu
terjadi, Malin Kundang segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup
oleh kayu.
Malin
Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang
ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin
Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai . Sesampainya di desa
tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah
sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya.
Desa
tempat Malin Kundang terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan
dan kegigihannya dalam bekerja, Malin Kundang lama kelamaan berhasil menjadi
seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang
jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang
mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita
Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada
ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira
anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke
dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah
beberapa lama menikah, Malin Kundang dan istrinya melakukan pelayaran dengan
kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang
banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal
yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang
berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah
anaknya Malin Kundangbeserta istrinya.
Malin
Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat,
ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah
ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang.
“Malin
Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”,
katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi apa yang terjadi kemudian?
Malin
Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh.
“Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin
Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena
malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping.
“Wanita
itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang.
“Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar
mendapatkan harta ku”, sahut Malin Kundang kepada istrinya.
Mendengar pernyataan dan diperlakukan
semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga
anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin
Kundang menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, kalau benar ia
anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin
bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang .
Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan
akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.
Sejak ketiadaan ayah dan ibu kandungnya,Bawang Putih tinggal bersama ibu tirinya, Mak Kundur dan adik tirinya Bawang Merah.Mereka sangat benci akan Bawang Putih.Dia sering dimarahi dan dipukul. Pada suatu malam,Bawang Putih bermimpi bertemu ibunya.Ibunya menyuruhnya masuk ke hutan dan mencari pohon beringin rendang.”Pergilah hiburkan hatimu dan bersabarlah,suatu hari nanti kau akan mendapat kebahagiaan.” Keesokan harinya,Bawang Putih segera menyiapkan kerja-kerja rumah.Setelah ibu tirinya pergi bekerja dan adik tirinya masih tidur,Bawang Putih pun masuk ke hutan.Dia mencari pohon beringin rendang itu. Setelah puas mencari,dia pun sampai ke situ.Dia terpandan sebuah buaian yang tergantun di pohon beringin.Tempat tersebut seakan-akan sebuah taman tempat puteri kayangan turun ke bumi untuk bermain-main. Ketika dia duduk di atas buaian itu,tiba-tiba buaian itu berayun dengan sendiri.Semakin lama semakin laju.Dia dapat melihat bunga-bunga yang mengelilingi pohon beringin itu turut bergoyang-goyang.Hatinya terasa sungguh terhibur. Tiba-tiba Bawang Putih teringatkan Mak Kundur.Ibu tirinya pasti akan memarihanya bila pulang dan mendapati dirinya tiada di rumah.Namun Bawang Putih tidak tahu bagaimana hendak memberhntikan buaian itu.Bawang putih lalu berkata kepada buaian itu,”Wahai buaian,tolonglah berhenti,akuingin pulang ke rumah.”Tiba-tiba buaian itu pun berhenti dengan sendirina.Pokok-pokok bunga juga turut berhenti bergoyang. Pada sutu hari Bawang Putih bermaian buaian seperti biasa.Tanpa disedarinya seorng putera raja sedang memerhatinya.Baginda tertarik melihat bagaimana buaian itu boleh berayun sendiri bila Bawang Putih menaikinya. Ketika Bawang Putih hendak pulang baginda menyuruh penirinya mengekorinya.Setelah tahu di mana Bawang Puth tinggal,baginda pergi ke rumah tersebut,Ketika itu Mak Kundur dan Bawang Merah berada di halaman rumah.”Di manakah anak makcik yang seorang lagi?”Tanya baginda.Mak Kundur menyangka baginda adalah orang kaya.”Makcik mana ada anak yang lain.Bawang Merah inilah satu-satunya anak makcik,” kata Mak Kundur. Baginda menceritakan tentang gadis yang dilihatnya bermain buain di hutan.”Bawang Merah inilah yang bermain buaian itu,”bohong Mak Kundur.Setelah beredar,Mak Kundur memaksa Bawang Putih menunjukkan tempat buaian itu. Mak Kundur membawa Bawang Merah bermaian buaian itu.Namun buaian itu tidak berayun dengan sendiri.Putera raja mengintainya dari sebalik pokok.Baginda menyuruh pengiringnya ke rumah Mak Kundur dan membawa Bawang Putih ke situ.Pengiringnya pun pergi tetapi mendapati Bawang Putih dikurung dan diikat.Maka dia segera membuka ikatan itu dan membawa gadis itu bertemu dengan baginda.Mak Kundur terkejut melihat kehadiran bainda dan Bawang Putih. Bila Bawang Putih berbuai dan menyanyi,buaian itupun berayun laju.”Makcik telah berbohong kepada beta!” kata putera raja.Ketika itu barulah Mak Kundur tahu bahawa lelaki itu adalah putera raja.”Kamu ibu yang zalim.Kamu telah menyeksa Bawan Putih!” kata baginda lagi.Mak Kundur menangis dan meminta ampun kepada baginda.Bawaqng Merah pula meraung dan menanis kerana dewngkikan Bawang Putih.Bawang Putih yan baik hati meminta utera raja mengampunkan Mak Kundur dan Bawang Merah.Baginda kagum dengan sifat kemuliaan Bawang Putih.Putera raja akhirnya mengahwini Bawang Putih.